/images/luce-and-friends.webp

Perjalanan menuju hidup yang lebih dalam dan lebih tinggi

Ketika Iman Terhalang oleh Kebiasaan

πŸ“– Bacaan: Matius 13:54–58 “Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di rumah ibadat mereka, sehingga mereka takjub dan berkata: ‘Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?’… Dan mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: ‘Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.’ Dan karena ketidakpercayaan mereka, Ia tidak mengadakan banyak mujizat di situ.” πŸ”Ή 1. Ketakjuban yang Berujung Penolakan Awalnya, orang-orang sekampung takjub melihat hikmat dan kuasa Yesus.

Kerajaan Surga dan Pilihan yang Menentukan

πŸ“– Bacaan:Matius 13:47–53 “Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Melepaskan Demi Memperoleh yang Terindah

πŸ“– Bacaan:Matius 13:44-46 β€œKerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian juga hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya satu mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” πŸ”Ή 1. Kerajaan Surga: Harta Terpendam dan Mutiara Terindah Yesus menggunakan dua perumpamaan pendek namun penuh makna untuk mengungkapkan betapa berharganya Kerajaan Allah.

Tinggal Dalam Kasih, Tinggal Dalam Tuhan

πŸ“– Bacaan: 1 Yohanes 4:7–16; Mazmur 34:2–11; Yohanes 11:19–27 Surat Yohanes hari ini menekankan inti dari hidup Kristiani: kasih. β€œBarangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16) Kasih bukan sekadar perasaan atau tindakan, melainkan ciri dari kehadiran Allah. Karena Allah adalah kasih, maka siapa pun yang mengasihi sebenarnya mencerminkan bahwa Allah tinggal dalam dirinya. Dalam dunia yang mudah menghakimi dan memecah belah, panggilan untuk hidup dalam kasih menjadi semakin penting β€” kasih yang menyatukan dan menghidupkan.

Dari Dosa Besar ke Rencana Besar

πŸ“– Bacaan: Keluaran 32:15–24,30–34; Mazmur 106:19–23; Matius 13:31–35 Dalam bacaan dari Kitab Keluaran, kita membaca tentang salah satu dosa terbesar bangsa Israel: membuat anak lembu emas dan menyembahnya, hanya beberapa saat setelah menerima hukum Tuhan. Ini adalah bentuk pengkhianatan yang menyakitkan. Musa pun murka dan menghancurkan loh batu berisi hukum Allah: β€œMaka panaslah hati Musa, lalu dilemparkannya loh-loh itu dari tangannya dan dipecahkannya di kaki gunung itu.” (Keluaran 32:19) Namun di balik kemarahan itu, Musa tidak menyerah pada bangsanya.

Berdoa Seperti Anak kepada Bapa

πŸ“– Bacaan: Kejadian 18:20–33; Mazmur 138:1–3,6–8; Kolose 2:12–14; Lukas 11:1–13 Dalam Injil hari ini, para murid meminta sesuatu yang sangat penting kepada Yesus: β€œTuhan, ajarlah kami berdoa.” (Lukas 11:1) Mereka telah melihat bagaimana Yesus berdoa β€” dalam keheningan, dalam persekutuan yang dalam dengan Bapa, dan dengan kuasa yang nyata dalam hidup-Nya. Yesus tidak hanya mengajarkan mereka kata-kata doa (yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami), tetapi juga sikap hati seorang anak kepada Bapanya: kepercayaan, ketekunan, dan keberanian.