Iman yang Tulus, Bukan Munafik
Bacaan
Matius 23:13 (TB)
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik! Karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.”
Renungan
Yesus dalam bagian ini menyampaikan kecaman yang sangat keras kepada ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Ini adalah bagian dari serangkaian “celaka” (dalam bahasa Yunani: ouai) yang menyatakan hukuman atas kemunafikan rohani.
Orang Farisi dan ahli Taurat secara lahiriah sangat religius—mereka mengajarkan hukum Taurat, memimpin doa, dan aktif dalam aktivitas keagamaan. Namun hati mereka jauh dari kebenaran, dan mereka justru menjadi penghalang bagi orang lain untuk mengenal Allah.
1. Menutup Pintu Surga (ayat 13)
Yesus menuduh mereka menutup pintu Kerajaan Surga. Bagaimana? Dengan:
- Memberatkan orang dengan aturan buatan.
- Menghalangi akses kepada kasih karunia Allah dengan legalisme.
- Tidak memberi teladan hidup yang sejati.
Ironi tragisnya: mereka sendiri tidak masuk, tapi juga tidak membiarkan orang lain masuk.
2. Iman yang Salah Arah (ayat 16–22)
Yesus menyebut mereka “pemimpin buta” karena mereka membolak-balik nilai rohani:
- Mereka lebih menghormati emas di Bait Allah daripada Bait Allah itu sendiri.
- Mereka lebih menekankan hal-hal lahiriah daripada makna rohani dan relasi dengan Allah.
Ini mencerminkan pembalikan nilai-nilai: mengutamakan simbol, tapi melupakan substansi; menghargai bentuk ibadah, tapi mengabaikan hati.
3. Panggilan untuk Iman yang Murni
Yesus tidak hanya mengkritik, tetapi juga mengundang kita untuk:
- Menjalani iman dengan hati yang bersih, bukan sekadar tampak saleh di luar.
- Memberi teladan yang membuka pintu surga, bukan menutupnya dengan beban agama.
- Menyembah Allah, bukan simbol-simbol keagamaan.
Refleksi Pribadi
- Apakah aku sedang menjalani iman yang murni, atau hanya penampilan rohani di depan orang lain?
- Apakah hidupku menjadi jalan bagi orang lain untuk mengenal Tuhan, atau justru menjadi batu sandungan?
- Apakah aku menaruh nilai lebih besar pada hal-hal lahiriah (ritual, simbol) daripada kasih, pengampunan, dan pertobatan?
Doa
Tuhan Yesus, jauhkan aku dari kemunafikan rohani. Aku tidak mau menjadi orang yang tampak religius, tetapi jauh dari kasih-Mu. Bentuklah hatiku untuk hidup dengan tulus di hadapan-Mu, dan jadikan aku saluran kasih dan terang-Mu bagi orang lain. Amin.