Kerendahan hati

Bacaan Matius 17:22–27

“Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”
(Mat 17:22–23, TB)

“Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka…”
(Mat 17:27, TB)

Renungan

Dalam bagian ini, Yesus kembali mengingatkan para murid bahwa Ia akan diserahkan, dibunuh, dan bangkit pada hari ketiga. Ini adalah nubuat penderitaan yang kedua, dan sekali lagi menunjukkan bahwa Yesus sadar sepenuhnya akan jalan salib yang harus Ia tempuh. Namun respons para murid adalah duka—mereka belum mampu menangkap makna kemenangan yang terkandung dalam kebangkitan.

Di bagian kedua bacaan, kita melihat kisah yang tampaknya sederhana: urusan membayar pajak Bait Allah. Namun di balik peristiwa ini, tersingkap keagungan dan kerendahan hati Kristus. Ia menyatakan bahwa sebagai Anak Allah, Ia sebenarnya tidak wajib membayar pajak Bait Allah, karena Bait itu adalah rumah Bapa-Nya. Tapi Yesus memilih untuk tetap membayar pajak “supaya jangan menjadi batu sandungan”.

Ini pelajaran penting bagi kita:

  • Yesus adalah Tuhan, tetapi Ia bersedia merendahkan diri-Nya demi kebaikan orang lain.
  • Ia mengajarkan kepekaan sosial—bahwa kebebasan rohani pun perlu diselaraskan dengan kasih kepada sesama.
  • Kadang kita memiliki hak, tapi kasih mengajak kita untuk tidak menuntut hak itu jika bisa menjadi sandungan.

Yesus bahkan menunjukkan kuasa-Nya atas alam lewat mujizat uang di mulut ikan. Ia menunjukkan bahwa Ia bukan hanya taat, tetapi juga berkuasa atas segala sesuatu.

Refleksi Pribadi

  • Apakah aku lebih menuntut hakku daripada mengutamakan kasih dan kepedulian terhadap sesama?
  • Apakah aku bersedia merendahkan diriku untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain?
  • Apakah aku percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupkan kebutuhanku, seperti Ia mencukupkan pajak melalui ikan?

Doa

Tuhan Yesus, ajar aku untuk memahami rencana-Mu meskipun kadang tampak penuh penderitaan. Berilah aku kerendahan hati seperti Engkau yang rela mengesampingkan hak-Mu demi kasih kepada sesama. Mampukan aku untuk tidak menjadi batu sandungan, melainkan menjadi terang dan damai bagi dunia sekitarku. Amin.